Konten [Tampil]
Sebagai makhluk
sosial, kita tidak bisa lepas dari kebutuhan ekonomi. Mulai pagi hari
sejak bangun tidur, kita merasa lapar. Kebutuhan akan bahan makanan membuat
kita ke luar rumah dan menunggu penjual sayur lewat menawarkan dagangannya. Segera
setelah memilih sayur dan bahan masakan lain, kita melakukan transaksi jual
beli dengan pedagang sayur. Bisa jadi tunai, tidak sedikit pula yang masih
kredit. “Sisanya besok ya, bang.”
Sedikit siang,
tidak jarang ada tetangga atau teman atau saudara yang berkunjung ke rumah. Setelah
berbagi berbagai cerita, tibalah pada tujuan utama kunjungan tersebut, “Gue
boleh ngga pinjem duit lu, seminggu doang kok. Ngga banyak, Cuma 500 ribu. Boleh
ya?” Ujarnya setengah merajuk.
Atau, “Eh, aku
punya modal nih buat usaha online. Tapi Cuma sejuta doang. Tambahi dong? Atau kita
usaha bareng. Gimana?” Tawarkan yang menggiurkan. Bisa jadi, kegiatan ekonomi
itu berwujud telepon dari nomor tidak dikenal, “Halo, selamat siang. Dengang Ibu
Risa? Saya Bambang dari Bank ABC. Mau menawarkan kartu kredit dengan sejuta
manfaat. … Apakah ibu tertarik untuk memiliki kartu kredit tersebut?”
Belum urusan
lain, yang melibatkan uang dan orang lain. Sebagai muslim, bagaimana kita harus
menyikapinya?
Tentu saja,
hidup kita bukan hidup tanpa aturan yang bisa sak karepe dewe. Semua sudah ada
yang mengatur. Tugas kita sebagai manusia adalah patuh terhadap aturan tersebut
dan menjalani hidup sebaik mungkin.
Sayang, kondisi
ekonomi dalam masyarakat kita belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan hidup yang
sesuai dengan aturan Islam. Masih sangat banyak tawaran dan transaksi
masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan Islam. Salah satunya adalah bunga
dalam pinjaman. Jika tidak berhati-hati, kita bisa dengan mudah terjerumus
dalam transaksi riba. Sedangkan riba sendiri
adalah salah satu dosa besar yang harus dihindari.
Maka, pentingkah
belajar ekonomi Islam?
bibanabila commented:
ReplyDeletewaah mbak Kifa, saya juga orang ekonomi islam lho :D asiik nambah temen sharing
Yeeeyyyy....#gandengantangan sama kakak bibib
Delete