Konten [Tampil]
Jika anda seorang
muslim, maka bacalah tulisan ini dengan seksama dan baik-baik.
Sungguh, tidak
akan beranjak kaki anak adam di pengadilan amal sebelum selesai ia bertanggung
jawab atas hartanya. Ia harus mampu menjelaskan di hadapan Hakim yang Maha
Adil, dari mana hartanya berasal, dan kemana setiap harta itu dialirkan.
Dalam riwayat
yang lain, mungkin bukan pertama kali anda membaca bahwa tidak selayaknya
seorang muslim memiliki tabungan hanya untuk menumpuk harta. Apalagi para penumpuk
harta dan kekayaan, menjadi hina di hadapan Allah karena hartanya yang tidak
berfungsi untuk kepentingan agama dan ummat, tidak disalurkan ke jalan yang
benar.
Ya, seorang
muslim memang tidak diperkenankan memiliki tabungan, jika tabungan itu hanya
ditumpuk agar mendapat presikat sebagai orang kaya. Setiap harta yang ada dalam
genggaman seorang muslim, harus dialirkan ke tempat yang benar,s ehingga roda
ekonomi berjalan baik dan dinamis. Benarkah seorang muslim dilarang memiliki
tabungan sepeserpun? Tentu tidak.
Dalam ayat
yang lain Allah menganjurkan setiap muslim untuk mempersiapkan masa depannya. Tentu
untuk menyiapkan masa depan, tidak hanya bekal pemikiran yang dibutuhkan, tapi
juga harta. Maka di sini menabung sangat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat
digunakan. Maka predikat kaya bagi seorang muslim bukan lagi bergantung pada
banyak harta yang dimilikinya. Namun pada kekayaan hatinya untuk meletakkan
harta sebatas dalam genggaman, tidak lebih, tidak pula diletakkannya dalam
hati. Maka tabungan tetap diperbolehkan dalam islam, selama ada tujuan yang
ingin dicapai dengan tabungan tersebut.
Lalu mengapa
rekening bank harus dikosongkan?
Ya, seorang
muslim harus segera mengosongkan rekeningnya di bank, jika:
ØRekening tersebut adalah
rekening di bank konvensional
ØTidak ada tujuan yang ingin diraih
dengan keberadaan dana di bank tersebut.
Kosongkan
saja. Biarkan Rekening konvensional tetap ada tanpa menyimpan dana. Biarkan sistem
ribawi mereka tak bernyawa. Pindahkan setiap nominal tabungan ke rekening bank Syariah,
agar lebih berkah, terhindar dari riba. Apa susahnya?
Saya juga cuma buat transaksi, gak buat nabung. Eh.
ReplyDeleteKajian kudu mendalam iki mbak.. kudu weruh asal usul e bank.. trus ditarik nang qur'an hadist.. nggoleki i asbabun nuzul & asbabul wurud..
ReplyDeleteBlum komparasi dgn sudut pandang syariat, hukum muamalah e..
Tapi yg jelas.. selama bank msh bs berdiri tegak.
Insya allah halal... Selama duit di bank e guduk hasil rampokan 😂😂😂😂
Nek mbahas bank ribet bank
ReplyDelete.
Dowo urusan e..
Masio bank syariah.
Tp induk asalnya ttp dr bank konvensional... Gak mgkin lgsg terpisah gtu aja..
Ngaji dasaran e kudu akeh iki.. trmasuk golek asbabun nuzul ndk qur'an & asbabul wurud ndek hadis
.
This is a great post, thanks
ReplyDelete