Konten [Tampil]
Seorang anak
yatim dari kalangan bangsawan pernah terlahir dalam keadaan miskin. Ayahnya
meninggal ketika beliau masih dalam kandungan sang bunda. Usianya masih sangat
belia ketika sang bunda pun harus pergi menghadapNya. Keluarga itu terpandang
bukan hanya karena kekayaan, tapi karena keturunan dan kekuasaan yang dimiliki
turun temurun. Beliau adalah Muhammad, pemuda istimewa yang menapaki dunia
bisnis hampir tanpa modal.
Usia 6 tahun,
setelah ibunya wafat, beliau diasuh oleh sang kakek. Namun sebelum itu,
Muhammad kecil terbiasa hidup sebagai anak kebanyakan di desa, saat beliau
tinggal bersama keluarga Halimatus Sa’diyah, sang ibu susu. Sejarah bercerita
bahwa malaikat Jibril datang untuk membasuh dada beliau dengan air salju ketika
Muhammad kecil sedang bermain bersama saudara dan teman sebaya mereka di ladang
tempat mereka menggembala ternak. Hal ini menunjukkan bahwa, Muhammad kecil
sama dengan anak kecil kebanyakan, bermain, bersosialisasi, sekaligus belajar
mengendalikan ternak.
Perjalanan
bisnis pertamanya dilakukan saat beliau berusia 12 tahun, saat itu beliau
menumpang kafilah dagang Abu Thalib, pamannya. Adalah kebiasaan bangsa Makkah
untuk melakukan perjalanan dagang bersama serombongan orang ke luar negeri pada
musim tertentu, kemudian pulang setelah beberapa bulan dengan membawa berbagai
keuntungan. Sebagai pengikut kafilah, tentu tidak banyak yang bisa
dilakukannya. Ini adalah masa beliau mempelajari dunia para pedagang. Sampai
usia 17 tahun, beliau mempmpin kafilah dagangnya sendiri. Hal ini terus
berlangsung sampai Khadijah, seorang janda sekaligus saudagar yang dihormati
karena berasal dari keluarga terpandang, meminta Muhammad yang terkenal dengan
gelar “al Amin” untuk menjadi partner dagangnya.
Dari seorang
penumpang di keluarga lain, penggembala, pembantu sebuah kafilah dagang, hingga
menjadi pemimpin kafilah dagang dan akhirnya menjadi pemimpin umat islam
seluruh dunia, tentu bukan perjalanan yang mudah. Selain karena memang takdir
Allah, apa yang sebenarnya menjadi modal utama beliau meraih kesuksesan di
dunia bisnis?
Apakah modal
harta? Tidak, bahkan ketika diminta untuk menikah dengan Khadijah, beliau
merasa tidak layak karena tidak sebanding dalam kepemilikan harta dengan wanita
mulia ini.
Atau status
keluarga? Jika status keluarganya bisa menjadi penyebab utama kesuksesan
beliau, tentu harusnya beliau tidak perlu bersusah payah menjalani hidup serba
kekurangan, menumpang di keluarga lain. Bisa saja keluarnganya memberi beliau
rumah sendiri, lengkap beserta fasilitas yeng beliau butuhkan. Tapi tentu saja
ini tidak akan membuat beliau sukses dengan gemilang.
Sungguh,
penyebab utama kesuksesan beliau menjadi entrepreneur dan pemimpin sekaligus,
sehingga masuk dalam daftar manusia paling berpengaruh di dunia adalah karakter
beliau yang istimewa. Selalu jujur, berbekal cerdas, dan amanah. Jujur berarti
mengatakan dengan benar. Dalam konteks bisnis, menjaga kejujuran sangat
penting, untuk menjaga kepercayaan konsumen. Cerdas, berarti pandai melihat
peluang, memanfaatkan kesempatan, membangu jaringan dan memperluas pasar.
Kecerdasan juga dibutuhkan dalam mengelola sumberdaya, keuangan, dan tenaga.
Maka kita
sebagai ummat yang meneladani beliau, pantaslah kiranya memupuk karakter
tersebut dalam diri, sehingga sukses dalam bisnis bukan lagi mimpi.
Post a Comment
Post a Comment