Konten [Tampil]
Ramadhan
tinggal menghitung hari. Segala persiapan selama puasa dan menyambut hari raya
nanti sudah dipersiapkan. Biasanya, konsumsi saat Ramadhan meningkat, melebihi
hari-hari biasa. Kenapa ya? Padahal logikanya ketika berpuasa, selama siang
hari tidak ada makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi.
Saat puasa,
melihat iklan minuman membuat tenggorokan semakin kering. Apalagi di iklan
tersebut ada suara dan tampilan bongkahan es batu yang saling beradu. Wuih,
produksi air liur meningkat drastis seketika. Melihat iklan makanan di
Instagram, semua ingin dibeli dan terhidang di meja ketika berbuka. Seolah
perut tidak memiliki kapasitas maksimal, sehingga semua ingin dicicipi.
Akibatnya, isi dompet cepat sekali pergi dan pengeluaran semakin tidak
terkendali.
Untuk
menyikapi hal tersebut kita perlu menghemat pengeluaran. Jangan lupa bahwa
pintu pengeluaran yang terbuka selama Ramadhan lebih banyak disbanding hari
biasa. Sehingga perlu langkah khusus agar tidak terjebak pada penyakit kanker
(kantong kering). Berikut beberapa tips yang wajib dilaksanakan:
1.
Belanja untuk kebutuhan dapur seperlunya saja,
seperti biasa
Menjaga
kesehatan tubuh selama Ramadhan memang sangat penting. Tapi ingat, kita juga
dilarang untuk berlebih-lebihan dalam segala sesuatu, termasuk menyiapkan
hidangan berbuka dan sahur. Maka biasakan makan secukupnya, dengan gizi
seimbang. Agar kebutuhan tubuh terpenuhi dan tubuh tidak merasa keberatan
ketika harus menunaikan kewajiban ibadah.
Jika perut
dalam kondisi terlalu kenyang, akibatnya tidak hanya berdampak pada kondisi
finansial. Tapi juga pada minat melaksanakan tarawih, tadarrus, dan mendekat
pada Allah. Perut yang terlalu kenyang dapat mengundang rasa malas dan kantuk,
sayang sekali, bukan?
2.
Buat rencana anggaran
Pos
pengeluaran cenderung bertambah saat Ramadhan: menu berbuka dan sahur, angpau
lebaran, kue lebaran, baju lebaran (segala sesuatu yang berkaitan dengan
lebaran, biasanya disiapkan di bulan Ramadhan, kan?). Belum lagi kalau harus
mengikuti beberapa perayaan khusus seperti megeung-an,
malem-an, acara buka bersama, biaya mudik, dan sebagainya.
Agar tidak
lebih besar pasak daripada tiang, sebaiknya rencana anggaran disusun dengan
baik, buat prioritas dari yang terpenting-kurang penting-sampai tidak penting
sama sekali. Hal ini akan sangat membantu ketika kita hendak mengeluarkan isi
dompet. Secara otomatis otak akan memberi semacam alert, “Apakah ini termasuk
dalam kebutuhan penting, kurang penting, atau tidak penting?” sampai keputusan
diambil dan semoga tidak menyisakan sesal.
3.
Prioritaskan pegeluaran pada pos yang terpenting
lebih dulu
Ini wajib,
jangan sampai kebutuhan yang sangat penting kalah prioritas dengan kebutuhan
yang tidak penting sama sekali. Missal
untuk membeli baju lebaran diprioritaskan, sementara untuk makan sahur tidak
disiapkan. Jika ini terjadi, utang bisa menjadi solusi. Tapi tentu saja tidak
baik untuk masa depan kondisi keuangan.
4. Puasakan “hawa nafsu” seperti kita memuasakan
lapar dan dahaga di siang hari
Jika makan dan
minum sanggup ditahan, maka keinginan-keinginan yang tidak benar-benar penting
harusnya juga bisa ikut puasa. Ramadhan adalah kesempatan terbaik dalam satu
tahun, untuk memaksimalkan ibadah, berbenah agar diri semakin baik lagi dan
lagi. Alangkah sayangnya, jika makan dan minum ditahan, namun hawa nafsu
dibiarkan berkeliaran.
Demikian
beberapa tips agar hemat selama Ramadhan, bukan sekedar untuk mengurangi
pengeluaran, tapi memprioritaskan pada skala kebutuhan yang memang penting.
Jika ada rizki lebih di bulan ini, alangkah baiknya dialokasikan pada dana
sosial yang banyak dihimpun oleh Lembaga Amil Zakat, masjid, atau panitia
kegiatan Ramadhan. Tentu hal ini akan lebih manfaat dan jika dilakukan dengan
ikhlas, insya Allah mendapat ridhaNya yang lebih berharga dari bumi dan isinya.
Post a Comment
Post a Comment