Konten [Tampil]
Berapa banyak muslim di Indonesia? Ya, mayoritas.
Lalu, berapa banyak yang pernah mendengar atau telah mengetahui bahwa riba itu haram?
Semoga semuanya. Setidaknya, mayoritas juga.
Tapi tahukah Anda, berapa pangsa pasar lembaga keuangan syariah di Indonesia? Tepat! Belum menyentuh angka 6% dibanding seluruh pangsa pasar industri keuangan di Indonesia. Ini berarti, lebih dari 90% keuangan masih dikuasai lembaga keuangan konvensional.
Padahal, fatwa DSN MUI jelas menyatakan bahwa riba hukumnya haram. Sistem bunga yang digunakan dalam transaksi keuangan konvensional, telah disamakan hukumnya dengan riba: haram. Bukan itu saja, ajaran agama samawi selain islam, seperti yahudi dan nasrani juga melarang praktik ribawi dalam kegiatan ekonomi.
Sementara itu, Al Qur’an dan Hadits jelas-jelas menerangkan betapa riba merusak ekonomi ummat. Para pelaku riba sudah diancam perang langsung oleh Allah dan RosulNya. Dalara pemakan riba diam Hadits shohih dijelaskan betapa ngeri balasan untuk para pemakan riba di akhriat nanti. Perut mereka membesar hingga menyentuh tanah. Isinya cairan nanah dan darah yang menjijikkan. Meski tampak payah, mereka tetap dipaksa untuk terus berjalan. Meskipun berjalannya sudah seperti orang terkena penyakit gila (Q.S. Al Baqarah: 275). dalam hadits digambarkan jika mereka tidak mau berjalan, maka digulingkan tubuh orang-orang itu seperti drum yang penuh isinya.
Siapa yang memiliki kepedulian di akhirat nanti? Setiap orang sibuk dengan amalnya sendiri-sendiri. Tak peduli lagi pada lingkungan, bahkan pasangan dan belahan jiwa, tak tahu rimbanya.
Bayangan-bayangan tentang balasan yang akan diterima oleh para pelaku transaksi ribawi di akhriat nanti, mungkin belum cukup nyata bagi manusia yang menyimpan sikap logis dalam meori. Sehingga anaman tinggallah ancaman. Berharap hukuman mungkin bisa dihapus dengan ampunan?
Allahu … padahal, tidak sedikit contoh nyata, mereka yang berharta dengan riba, tidak tenang hidupnya. Tidak berkah usahanya. Tidak banyak manfaat dari usahanya. Belum lagi kisah tentang mereka yang tersiksa karena riba, tidakkah cukup membuka mata umat islam di Indonesia untuk menjauhi riba?
Buku ini hadir, sebagai kontribusi kecil dari seorang dhoif yang masih terus belajar agar ekonomi islam membumi di hati para muslim negeri ini. Minimal, mari kita jauhkan rumah kita dari riba. Selamatkan keluarga, orang-orang yang kita cintai, dari kehidupan yang nge-riba-nget.
Sebagai penulis, harapan saya sederhana: buku ini mudah dipahami siapapun yang membaca. Ilmu yang terangkum dapat membawa manfaat seluas-luasnya bagi pembaca, sekaligus amal jariyah bagi penulis. Izinkan saya sedikit bermimpi. Jika 70% penduduk indonesia adalah muslim, dari katakanlah 250 juta penduduk, maka jumlahnya sekitar 175 juta manusia. Anggap 50% dari jumlah itu adalah anak-anak dan lansia yang terlalu sulit untuk memahami tulisan, maka sisa 50% dari 175 juta aalah lebih dari 80 juta manusia. Jika setengahnya saja Allah izinkan membaca dan menerima hikmah dari tulisan ini, maka 40 juta diantaranya, bersedia menjaga rumah mereka dari transaksi ribawi, betapa ekonomi negeri ini akan semakin diberkahi (aamiin... ya Allah).
Jadi, siapkah teman-teman menjaga rumah dan keluarga tercita dari salah satu dosa besar yang nge-riba-nget?
Apakah lembaga keuangan syariah di Indonesia lepas dari riba?
ReplyDeletetemukan jawabannya di buku nanti :p
DeleteSemoga kita s muda terhondar dari riba. Aamiin
ReplyDeleteaamiinn...
DeleteKlo sampeyan lampiri ayat qur'an atau hadist, kasih asbabun nuzul & asbabul wurud mbak..
ReplyDeleteSoalnya tiap ayat di qur'an punya makna tekstual dan konstekstual. Belum lgi ada sambungan makna di ayat yang lain, jadi agak sulit diartikan secara parsial..
Apalagi yg sampeyan angkat bab riba, msh ada perbedaan di kalangan umat..
Ben ra podo ngeri mbak, mergo urip iku pandangan e luas.. seluas nyawang segoro, meh ra enek batas pandang e..
Rahayu boskuu 🙏
wkwkwk...ashiaapp
DeleteJudul bukunya kreatif bgt
ReplyDeletealhamdulillah udah buka rekening bank syariah ehehehe.
ReplyDeletePernah ikut acara nabung saham yang diadakan oleh BEI. Di acara itu aku juga baru tahu ada saham yang sesuai syariah. Peluang ekonomi yang besar di Indonesia mengingat kecenderungan kaum milenial yang mulai sadar melaksanakan tuntunan syariah.
ReplyDeleteTulisannya mba Sakif selalu mantap. Insya Allah menteri keuangan Indonesia selanjutnya. Aamiin.
ReplyDeletejudul bukunya kreatif banget
ReplyDeleteKenyataan yang pahit untuk kita seorang muslim. Eh tapi kak, ada juga loh orang yang paham agama, malah jadi perantara penjualan properti konvensional. Dia kayak punya dalil sendiri gitu
ReplyDeletedosen saya (level doktor) pun ada yang menghalalkan riba
DeleteDraf buku kah, Kak Saki?
ReplyDeleteSemoga berkah manfaat ya ketika launching nanti, Aamiin
aaminn... aamiin...
DeleteSemoga semakin banyak saudara muslim kita yang terbebas dari riba
ReplyDeleteAamiin. Siap. InsyaAllah mbak. Udah nulis buku EI aja. Keren (y)
ReplyDeleteMbak Kifa, ditunggu bukunya. Di tengah gempuran keuangan non syariah, buku ini merupakan jalan terang bagi yang ingin keluar dari lingkaran riba. S3moga dilancarkan dalam proses riset dan menulisnya.
ReplyDeleteAamiin... insya Allah, makasih kakak
Deleteassalamualaikum amma. saya mau dunk bukunya, sekarang lagi nulis cerita tentang terjebak riba juga, buku pegangan sementara Harta Haram Muamalah kontemporer. mau baca riba dari tulisan amma untuk nambah referensi. maklum tulisan tentang ini sangat sensitive dimasyarakat kita. mau tau juga bagaimana buku ini dapat diterima masyarakat kita.
ReplyDelete