Konten [Tampil]
Apa jadinya ketika harta haram masuk ke dalam tubuh?
Jika kita tidak berhati-hati dalam mengonsumsi atau memberi makanan pada tubuh, maka mungkin saja ada harta haram yang ikut masuk. Entah dari pendapatan yang tidak jelas sumbernya, dari bunga bank, harta orang lain yang terbawa dalam tangan kita, atau makanan yang tidak jelas halalnya.
Makanan tersebut akan masuk ke dalam lambung, kemudian dicerna dan saripatinya dialirkan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Ini berarti darah kita mengandung makanan haram. Kemudian menggantikan sel mati, berarti sel kita juga diisi dengan yang haram. Jika sudah demikian, sebagian dari tubuh kita tumbuh dengan cara yang haram.
Apa akibatnya? Seorang Abdullah bin Umar mengungkapkan bahwa menghindari atau menolak seperempat dirham harta yang haram pahalanya jauh lebih baik daripada berinfaq dengan 100 dinar emas. Hal ini menggambarkan betapa harta haram dapat sangat berbahaya ketika dipelihara, apalagi menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Perbandingan seperempat dirham dan seratus dinar
Seperempat dirham harta haram jauh lebih baik dihindari daripada berinfaq dengan 100 dinar. Satu dirham saat ini (Juli 2020) adalah setara dengan Rp.89.915,-, berarti seperempatnya adalah sekitar Rp. 22.500,-. Jika dibandingkan dengan satu dinar emas sekarang setara dengan Rp. 3.761.000,-, maka 100 dinar berarti sekitar 300 juta rupiah.
Namun yang 20 ribu tadi dinilai jauh lebih baik ketika dihindari karena haram. Mengapa?
Para ulama sepakat, karena setan sangat senang dengan yang haram, maka apapun yang tumbuh dari atu dengan cara haram mudah dipengaruhi setan. Termasuk bagian tubuh. Ketika ada bagian dari tubuh yang tumbuh dengan cara haram, berasal dari bahan yang haram, sangat mudah bagi setan untuk menjerumuskannya ke dalam keharaman lagi dan lagi. Na’udzubillahi min dzalik.
Dalam sebuah kajian Ust Khalid Basalamah mengungkapkan, jika ada orang yang merasa hidupnya sempit (meski orang lain melihatnya tidak demikian), selalu ada masalah dalam hidupnya, atau mengalami musibah yang beruntun, seolah kebahagian dan kemudahan hidup begitu sulit menghampiri, maka sebaiknya periksa kembali sumber pendapatan dan makanan yang dikonsumsinya.
Harta dan makanan haram inilah yang menjerumuskan seseorang dalam parit setan. Parit tersebut menjebak siapapun untuk berkubang di dalamnya, sehingga sulit untuk keluar dan menikmati kebebasan apalai kenikmatan hidup dalam berkah yang halal dan diridhaiNya.
Kesulitan hidup akibat harta haram
1. Sulit menerima ilmu
Pada dasarnya ilmu adalah cahaya. Ia tidak akan masuk dalam hati dan pikiran yang tertutup rapat oleh noda kotor. Sedangkan harta haram adalah dosa yang menjadi noda penutup dan penghalang seseorang dari ilmu.
Lalu bagaimana mungkin ilmu masuk dalam hati yang kotor?
2. Sulit mencapai derajat taqwa
Karena mudahnya seorang yang banyak makan harta haram dipengaruhi setan, maka kecenderungan menuju yang haram jauh lebih kuat daripada kecenderungan pada yang halal. Baginya yang haram tetap jauh lebih menarik dari yang halal. Tidak ada lagi kenikmatan yang istimewa ketika menikmati harta halal. Kesenangan dan kecenderungan mengikuti yang haram bersam alangkah setan lebih menarik hatinya.
Kemudian kewajiban demi kewajiban ditinggalkan. Kajian agama dijauhi, lalu bagaimana mungkin seorang yang demikian meraih derajat taqwa? Seentara taqwa adalah jalan ketaatan, tidak peduli dalam kondisi lapang atau sempit. Taqwa adalah pilihan, bukan soal nasib atau kebetulan.
3. Mudah tergelincir ke neraka
Segala kondisi ketika seseorang menikmati harta haram, akan membawa langkahnya pada yang haram, maka jalan ke neraka semakin terbuka.
4. Sulit dikabulkannya doa
Ada kisah di zaman Rasulullah saw yang mendapati salah seorang kaumnya berdoa, merintih kepada Allah, namun Rasulullah menyatakan bahwa doa orang tersebut tidak dikabulkan oleh Allah. Para sahabat bertanya mengapa. Rasulullah saw menjawab, bahwa bagaimana mungkin ALlah kabulkan doa orang yang pakaiannya, tubuhnya, segala yang melekat dalam dirinya berasal dari yang haram?
Ada banyak hadits yang menerangkan betapa Allah swt dan RasulNya membenci yang haram. Sehingga balasan bagi yang melanggar adalah jelas kembalinya kelak ke neraka. Secara dalil, ini sudah jelas. Segala bentuk harta haram harus dihindari jika kita ingin mendekat kepadaNya, berharap ridhaNya,
Namun kehidupan dunia yang singkat ini seringkali melenakan. Harta haram dipandang sebagai sesuatu yang menggiurkan, menawarkan kekuasaan dan posisi yang didambakan, sehingga banyak orang yang lupa daratan, memilih harta haram dari yang halal.
Bahaya harta haram tidak akan terasa hanya nanti ketika sampai di kehidupan akhirat. Namun kesulitan dan rasa sempit yang dirasakan dalam kehidupan saat ini bisa jadi adalah akibat dari harta haram yang masuk ke dalam tubuh dan dinikmati tanpa berpikir akibatnya.
Perkara harta halal dan haram ini tentu hanya berlaku bagi setiap muslim. Tidak ada istilah halal atau haram bagi agama selain islam. Meskipun ada ajaran kebaikan yang mereka pelajari dalam peraturan agamanya. Maka jangan pernah iri dengan kehidupan umat non muslim yang tampak lebih mudah dan menyenangkan tanpa harus memilih dan memilah antara yang halal dengan yang haram.
Bukankah setiap pilihan memiliki konsekuansi? Maka demikian pula dengan memilih agama.
Mari jauhi harta haram, sekecil apapun itu. Sesungguhnya integritas seorang muslim dipertaruhkan dari kekuatan jiwa dan tubuhnya untuk menjauhi yang haram dan mendekat hanya pada yang halal.
Post a Comment
Post a Comment