Persiapan membuka usaha halal nan praktis dalam bahasan ini semoga menjadi kekuatan untuk tidak perlu takut, jangan khawatir soal rezeki. Meski pandemi belum tahu akan berakhir kapan, kita akan mampu ntuk bertahan. Kita adalah orang-orang kuat dalam segala keadaan. Bahkan mampu berkembang jauh lebih baik dari sebelumnya. Asal kita percaya.
Keyakinan untuk tetap mampu bertahan, mampu menjadi lebih baik dari sebelumnya, adalah modal jiwa yang harus dijaga. Tanpa keyakinan itu, semangat tidak akan bertahan lama. Kalaupun berhasil membuka usaha, kebanyakan berhenti di tengah jalan. Sehingga usaha yang sudah dibuka itu berakhir sia-sia
Prinsip Dasar Usaha Halal
Pada prinsipnya, menurut kaidah ushul fiqih muamalah menyatakan bahwa semua hal dalam interaksi sosial adalah halal, kecuali ada dalil yang melarangnya. Termasuk usaha halal. Meskipun demikian, konteks larangan tersebut harus diperjelas sesuaiengan tafsir para ulama. Bukan berdasarkanpenafsiran pribadi semata.
Sehingga, menurut kaidah tersebut berarti bahwa hampir semua usaha, asal tidak menabrak dalil larangan, maka diperbolehkan. Jadi jika ada usaha halal menjamin cepat kaya, boleh dicoba. Selama tidak ada dalil yang melarangnya. Namun tetap harus hati-hati ya, karena harus benar-benar dipastikan tidak ada dalil larangan yang dilanggar.
Beberapa dalil larangan dalam muamalah namun rawan terjadi dalam transaksi sehari-hari diantaranya adalah: riba, gharar, maysir, dan dzalim. Setiap usaha halal hsrus lepas dari beberapa larangan tersebut.
Riba adalah tambahan yang tidak dibenarkan secara syariat. Riba bisa terjadi pada jual beli atau utang piutang. Dalam jual beli, riba bisa terjadi jika tukar menukar barang ribawi tidak dilaukan secara benar. Untuk itu para pemilik uaha halal perlu mengetahui barang apa saja yang rawan masuk dalam daftar barang ribawi. Sedangkan dalam utang piutang, rba mungkin terjadi jika ada lebiha yang disyaratkan oleh pemberi utang.
Gharar adalah ketidakjelasan. Jika menginginkan bisnis halal dan berkah, hindari melakukan penipun baik kualitas maupun kuantitas barang atau jasa. Biarkan semua pihak yang terlibat transaksi mengethui dengan jelas setiap spesifikasi barang atau jasa dan pola transaksinya.
Sementara itu, maisir merupakan unsur atau indikasi perjudian. Segala bentuk bisnis yang mengandung spekulasi tinggi atau memilik pola yang sama dengan judi dilarang. Seperti halnya dzalim, yaitu tindakan merugkan pihak lain juga dilarang dalam Islam karena adanya pihak yang dirugikan.
Unsur Bisnis Halal
Ada banyak jenis usaha atau bisnis halal yang dapat dilakukan selama pandemi. Sedangkan usaha yang menunggu pandemi selesai, selamanya hanya akan jadi mimpi. Usaha tersebut dapat berhubungan dengan barang atau jasa. Keduanya harus halal baik secara proses maupun objek transaksinya.
1.Halal Prosesnya
Usaha yang halal secara proses berarti proses produksi hingga transaksinya benar. Baik barang maupun jasa tentu tentu memerlukan sejumlah proses mulai dari pemilihan bahan (untuk barang), cara pengolahan hingga sistem penjualan.
Pastikan dalam pemilihan bahan, pengelolaan dan distribusinya sesuai dengan prinsip syariat. Dalam bisnis kuliner misalnya, pilih bahan yang jelas halal dan masak dengan baik sebelum dijual.
Begitu juga dalam bisnis jasa, pastikan cara memperolah sumber jasa tersebut baik. Misal jasa reparasi, tentu butuh modal keahlian dan peralatan. Usaha bergabung dengan ojol, butuh kendaraan bermotor untuk modal. Nah, pastikan semua proses tersebut dilaalui dengan benar dan halal.
2.Halal Objek Transaksinya
Dalam bisnis halal, kita dilarang untuk men-transaksikan objek haram. Misalnya jual beli minuman keras, menyediakan tempat untuk berjudi, atau bisnis yang jelas merugikan pihak lain, seperti investasi bodong.
Maka dalam bisnis, kita perlu selektif memilih objek transaksi. Jangan sampai apa yang kita bisniskan bukan mendatangkan rezeki yang berkah malah mengundang musibah. Karena hakikatnya barang yang haram dapat mengundang musibah sementara bisnis halal mengundang berkah.
Kiat Memilih Usaha Halal
Untuk memilih usaha halal yang sesuai syariat, kita tidak perlu pusing dan bingung. Bukankah pada dasarnya semua bentuk muamalah itu boleh, kecuali yang diharamkan? Maka kita hanya perlu fokus pada yang “boleh” dan hati-hati dengan yang “haram”. Lalu bagaimana memilih bisnis yang halal menurut islam?
1.Sesuaikan Passion
Setiap orang memiliki hobi, kesenangan, sesuatu yang membuatnya selalu semangat. Pilih salah satu yang paling memiiki potensi ekonomi. Misalnya suka olahraga, merajut, memasak, dan bebersih rumah. Dari beberapa hobi tersebut, olahraga, merajut dan memasak memiliki potensi dijadikan bisnis halal.
Jika olahraga tergabung dalam sebuah club atau komunitas, bisa menjadi reseller aksesori alat olahraga, sehingga pasarnya jelas, dimulai dari teman-teman sendiri. Barang rajutan juga memiliki potensi ekonomi tinggi. Apalagi bagi orang yang bisa menghargai karya seni, nilainya jauh di atas harga pabrik.
Begitu juga dengan masakan. Rumah makan, bisnis kuliner, selalu mampu bertahan dalam kondisi apapun, karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Seolah usaha halal ini nggak ada matinya. Tentu dengan mengutamakan rasa dan kualitas, pelanggan akan bertahan. Maka berbekal hobi, bisa jadi ladang penghasilan.
2.Amati Peluang
Setelah memiliki peta potensi diri, kita perlu mengamati peluang bisnis halal yang paling baik. Jika ingin memulai usaha dari skala kecil, maka pastikan bisnis kita bisa diterima oleh orang-orang di sekitar. Bisnis masakan misalnya, maka orang-orang di sekitar kita perlu tahu dan percaya bahwa produk kita layak jual dan dicari.
Begitu juga degan bisnis jasa, kepercayaan pelanggan adalah modal agar mereka kembali pada kesempatan berikutnya. Pengamatan peluang ini menjadi penting agar bisnis tidak mandeg di tengah jalan. Ambil potensi yang paling menguntungkan dan mungkin dilakukan. Menjadi reseller yang membantu jualan teman atau saudara juga merupakan peluang yang baik untuk memulai usaha.
3.Hitung Kekuatan Modal
Dengan menghitung kekuatan modal, kita akan tahu usaha halal apa yang paling mungkin dijalankan dalam waktu dekat. Jangan sampai ketika membuka usaha baru, malah kepentingan lain yang juga penting terabaikan. Modal juga bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan harga barang dan jasa yang ditawarkan nantinya.
Jika modal yang dimiliki pribadi tidak cukup dan membutuhkan bantuan, pastikan tidak mengambil utang yang mengandung riba. Caranya? pinjam melalui orang kepercayaan yang paham agama. Setidaknya mereka tidak akan minta kembalian lebih. Atau ajak saja para pemilik modal untuk kerjasama, nanti keuntungannya bisa dibagi.
4.Rapikan Catatan Keuangan
Penting untuk merapikan catatan keuangan ketika memulai bisnis halal. Catatan ini akan menjadi parameter keuntungan dan strategi bisnis berikutnya. Jangan biarkan keuangan bisnis bercampur dengan keuangan pribadi tanpa pencatatan yang rapi. Akhirnya barang habis, bisnis berhenti, sementara uangnya berserakan entah kemana.
Dengan pencatatan keuangan kita juga jadi paham kemana uang tersebut bocor dan apa yang harus dilakukan sebagai langkah pencegahan. Catatan keuangan juga menjadi parameter seberapa berhasil usaha yang dijalankan tersebut dan seberapa layak dipertahankan.
Demikian pembahasan mengenai persiapan memulai usaha halal yang mungkin dilakukan selama pandemi. Agar sumber rejeki menjadi berkah, pastikan semua unsurnya halal dan tidak melanggar hukum Islam.
Yang bikin kacau kalau gak bisa mencatat keuangan dengan baik.
ReplyDeleteiya, butuh tenaga khusus...
Deleteeh btw ada banyak aplikasi pencatatan keuangan kan sekarang?