Dari ratusan bank yang tersedia saat ini, di mana umat Islam bisa mendapat layanan rekening bank terbaik di Indonesia? Era yang serba digital dan semakin modern menuntut hampir semua orang membutuhkan kepemilikan akun di lembaga keuangan. Mulai untuk kepentingan transfer, pembayaran tagihan, belanja, hingga umroh dan haji untuk umat Islam.
Tanpa rekening bank, Anda kesulitan melakukan banyak transaksi penting.
Adanya lembaga keuangan memang salah satunya untuk memudahkan dan mempercepat
perputaran roda ekonomi. Biar uang nggak berputar di kalangan tertentu saja,
tapi bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan mempermudah transaksi lintas
wilayah.
Saat ini, di Indonesia ada dua jenis bank yang melayani seluruh model
transaksi. Yaitu bank umum konvensional dan bank umum syariah. Bank
konvensional berarti bank yang sudah lebih dulu dikenal, menganut sistem bunga
dalam setiap perhitungan transaksinya. Masing-masing jenis bank ini menawarkan
rekening terbaik untuk nasabah.
Perbedaan Rekening Bank Konvensional dan Syariah
Apa bedanya jika seorang muslim memiliki rekening bank konvensional atau
syariah? Bukankah keduanya bisa jadi pilihan rekening bank terbaik versi
masing-masing? Eits, tunggu dulu. Jangan lupa bahwa hidup seorang muslim diatur
dengan hukum yang jelas. Mari simak perbedaan keduanya dalam penjelasan singkat
berikut:
Rekening Bank Konvensional
Mayoritas layanan bank membutuhkan kepemilikan rekening. Anda ingin
transfer ke saudara atau teman, membayar belanja, atau pengajuan kredit dan
pembayaran angsuran pasti butuh rekening. Bank konvensional yang sudah ada
sejak sebelum Indonesia merdeka menyediakan semua layanan fasilitas transaksi
tersebut.
Sebelum tahun 1990, bank syariah belum ada di Indonesia. Praktis semua
transaksi keuangan melalui bank hanya bisa dilayani oleh bank konvensional. Umat
Islam bisa beralasan tidak perlu mempertimbangkan halal atau haramnya transaksi
keuangan secara fiqih muamalah, karena memang butuh dan hanya itu fasilitas
yang tersedia.
Sistem keuangan yang diterapkan oleh bank konvensional adalah berbasis
bunga. Lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediary pihak kelebihan dan kekurangan dana ini mengandalkan
bunga sebagai instrument perhitungan. Orang ditawari bunga agar mau menyimpan
uangnya di bank. Kemudian siapapun yang pinjam, harus mampu membayar bunga.
Selisih antara bunga kredit dan pinjaman inilah keuntungan bank
konvensional. Sampai saat ini bank konvensional mampu bertahan dan terus
berkembang karena uang yang dikelolanya dari nasabah masih bisa terus berputar.
Selama ada pemegang rekening dan menyimpan uang dalam rekening itu, bank
konvensional akan terus berdiri kokoh.
Apa kelebihan bank konvensional sehingga banyak nasabah yang
mempercayakannya sebagai rekening bank terbaik? Ada banyak alasan seseorang
memilih bank sebagai tempatnya membuka rekening.
Ada yang memilih bank A karena sistem pembayaran stabil dan praktis,
jarak mesin ATM dekat dengan tempat tinggal, atau karena gaji dan kepentingan
administrasi berhubungan dengan bank tertentu. Anggaplah setiap alasan tersebut
penting. Akan tetapi, ada pertimbangan penting lain bagi setiap muslim dalam
memilih rekening bank terbaik.
Sampai saat ini, sistem bunga di bank konvensional dinyatakan sebagai transaksi
haram oleh para ulama ekonomi dunia, termasuk DSN MUI. Transaksi berbasis bunga
memenuhi syarat riba. Pemberi pinjaman, bank, dan penerima pinjaman adalah tiga
pihak yang secara langsung terlibat dalam transaksi ribawi.
Secanggih apapun sistem keuangan bank konvensional, sedekat apapun
dengan tempat tinggal, atau mudah dan menyenangkan pelayanannya, jangan pernah
lupa bahwa sistem bunga adalah riba. Kita tidak bisa memungkiri fakta bahwa ada
saatnya sangat membutuhkan bank konvensional. Tapi jika haram sistemnya, apa
sebaiknya tidak dihindari saja?
Masih ada pilihan rekening bank terbaik lainnya untuk umat Islam,
sebagai alternatif. Pilihannya adalah, jika ada dua hal yang satu jelas haram
dan satunya menuju halal, setiap muslim tahu harus memilih yang mana.
Bank Umum Syariah dari Waktu ke Waktu
Sejak tahun 1992, bank umum syariah pertama resmi berdiri. Bank syariah
berdiri atas dasar pertimbangan ekonom muslim dunia untuk membangkitkan sistem
keuangan Islam. Sebuah sistem keuangan yang dibangun berdasarkan prinsip
syariah.
Ulama dunia dan ekonom muslim menyambut gembira hadirnya bank syariah di
Indonesia, sebagai upaya menghindarkan diri dari riba. Ya, karena dampak riba
itu nge-RIBA-nget. Sayangnya, tidak demikian sambutan umat Islam terhadap
lembaga keuangan berbasis syariah.
Perkembangan asset perbankan syariah di Indonesia berjalan lambat.
Pertumbuhan angka pengguna rekening bank syariah bertambah dengan merambat.
Sebab utamanya ada dua: pertama ada sebagian ulama yang belum percaya bank
syariah mampu menerapkan prinsip syariah, dan kedua, umat Islam sudah terlanjur
“sayang” dengan rekening bank konvensional.
Hei, jangan terlalu serius membacanya. Inilah fakta di lapangan. Coba cek,
serumah atau keluarga kalian, berapa orang yang punya rekening bank syariah? Semuanya?
Keren! Atau belum ada? Hayoo… mau sampai kapan terlibat sistem riba?
Memilih sistem syariah sebagai tempat mengamanahkan rekening bank
terbaik, adalah sebuah dukungan untuk membangun ekonomi berbasis prinsip syariah, tanpa riba.
Sebuah upaya untuk menghindar atau mengurangi kadar riba di dunia transaksi
keuangan. Entah 10, 20 atau 30 tahun ke depan, semoga ekonomi Islam mendominasi
negeri ini. Ada pertanyaan atau komentar? Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar, ya
Post a Comment
Post a Comment