Kita mengenal fungsi uang adalah sebagai salah satu alat yang sah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saat ingin makan bakso, pergi ke warung dan makan di sana, Anda harus membayar dengan uang setelah selesai. Begitu juga ketika ingin membangun rumah, membeli pakaian, alat elektronik, apapun itu yang dijual, bisa berpindah kepemilikan setelah barang atau jasa tersebut ditukar dengan uang.
Ya, uang berfungsi sebagai alat tukar barang
dan jasa, sekaligus alat pembayaran yang sah. Dengan demikian, uang menjadi
penting dimiliki oleh setiap orang. Tanpa uang, barang dan jasa sulit berpindah
kepemilikan dan tempat. Akan tetapi bukan berarti hanya uang yang bisa menukar
nilai barang dan jasa. Fungsi uang dapat digantikan dengan benda berharga
lainnya.
Baca juga: perbedaan kredit dan pembiayaan
Benda berharga lain yang dapat menggantikan fungsi
uang diantaranya adalah logam mulia seperti emas dan perak. Zaman dulu, emas
dicetak berbentuk koin dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di banyak
negara. Sekarang, semua negara di dunia menggunakan uang kertas dan koin yang
bukan emas atau perak sebagai uang
Fungsi Uang Selain Alat Tukar dan Pembayaran
Fungsi uang ternyata tidak cukup hanya sebagai
alat tukar dan pembayaran. Kehidupan sosial dan karakter manusia membuat uang memiliki
nilai lebih dari sekadar “alat”. Manusia tertarik untuk memiliki uang lebih
banyak dari sebelumnya, menyimpan, menjadikannya sebagai standar pengukuran prestise atau status sosial. Berikt
beberapa fungsi uang yang kadang tidak disadari banyak orang:
Baca juga: cara menikmati kekayaan
1.
Dianggap
Sebagai Harta
Orang dengan uang banyak, dianggap sebagai
orang kaya. Semakin banyak angka berderet di rekeningnya, atau semakin tinggi
limit kartu kreditnya, semakin mudah baginya memiliki banyak fasilitas di
dunia.
Uang memang bisa membeli barang-barang mewah,
segala kebutuhan hidup, bahkan dunia dan isinya. Jika barang-barang tersebut
dianggap sebagai harta atau standar kekayaan, maka cukuplah sampai di situ
nilainya di hadapan manusia. Orang lain akan dengan mudah mengukur dan bersikap
padanya hanya berdasarkan nominal.
Padahal sebagai muslim, hidup tidak layak
dinilai hanya dari ukuran harta dan kepemilikan akan uang. Karena dalam konsep
ajaran Islam, harta adalah titpan yang cukup dikelola dengan tangan dan
dikendalikan dengan akal. Tidak layak bagi seorang muslim untuk menempatkan
harta di dalam hatinya, sehingga ia mencintai, menganggapnya tinggi untuk
merendahkan orang lain.
2.
Dianggap
Sebagai Prestasi dan Status Sosial
Tidak jarang kita temui masih ada masyarakat
yang sangat menghormati orang dengan banyak uang dan harta dan bersikap
sebaliknya kepada orang yang tidak punya apa-apa. Alangkah miris jika ini masih
terjadi di kalangan umat Islam. Bukankah Islam mengajarkan kita untuk bersikap
sama terhadap siapapun, tidak peduli pada status kaya atau miskinnya?
Jika kita bisa bersikap sopan, sayang, hormat,
baik kepada orang yang memiliki banyak uang, maka seharusnya demikian pula
sikap kepada orang yang tidak punya uang. Meskipun mungkin bentuk hormat dan
sayangnya berbeda. Kepada orang yang sudah banyak uang, kita hanya perlu
bermanis kata. Sementara kepada mereka yang tidak punya apa-apa, selain manis
kata kita bisa tambahkan berbagi bahagia dengan apa yang mereka butuhkan.
Berbagi kebahagiaan dengan mereka yang tidak
punya uang justru merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi uang.
Kita bisa membagi langsung dalam bentuk uang, atau barang yang akan membantu
mereka menikmati hidup dengan cara lebih baik.
Seseorang tidak akan menjadi miskin dengan
banyak berbagi, dan tidak otomatis menjadi kaya dengan banyak menyimpan uang.
Toh akhirnya status hasil label orang lain yang menganggap banyak uang sama
dengan kaya itu tidak akan membantu apa-apa. Status sosial yang tinggi tidak
bisa menjamin seseorang masuk surga.
Bagi seorang muslim, uang dan segala bentuk
harta adalah titipan. Sewaktu-waktu bisa diberi oleh pemiliknya dengan cara
yang tidak disangka, atau diambilNya dalam sekejap. Lalu untuk apa
menganggapnya sebagai standar kekayaan dan status sosial?
3.
Dapat
Mendekatkan Sekaligus Memisahkan Hubungan
Keajaiban fungsi uang yang jarang disadari
orang berikutnya adalah bahwa lembaran kertas dengan nominal di atasnya itu
bisa mendekatkan sekaligus memisahkan hubungan. Berapa banyak orang saling
terhubung dengan adanya uang. Orang bisa saling bertemu karena uang, atau
berpisah juga karenanya.
Dalam kejadian sehari-hari, hal ini tentu
lumrah dan tidak salah. Akan tetapi ada juga kasus ekstrim yang melibatkan
ikatan pernikahan, atau kekeluargaan. Orang mau menikah karena calon
pasangannya begaji tinggi, memiliki uang yang banyak di tabungan, atau
berpenghasilan di atas rata-rata. Ada juga yang mengaku sahabat, saudara dekat,
atau kerabat karena uang.
Segala sesuatu datang dengan sebab, pun pergi
dengan sebab. Hubungan yang dilandasi oleh motivasi keuangan, akan mudah
terpisah dengan sebab yang sama. Seseorang yang menikah karena harta, suatu
saat pasti diuji dan bisa berpisah pun karena sebab tersebut. Tidak sedikit
cerita orang kaya yang kehilangan sahabat dan kerabat, seiring dengan hartanya
yang habis.
Baca juga: Hubungan saudara kandung
4.
Uang
Dapat Membeli Sekaligus Menjual Kebahagiaan
Fungsi uang semakin epic saat bisa membeli sekaligus menjual kebahagiaan. Bagi sebagian
orang, bahagia adalah ketika bisa membeli sesuatu yang diinginkan. Kebanggaan
juga mungkin terwujud ketika berhasil menyingkirkan sesuatu yang mengganggunya
menggunakan uang.
Uang bisa menggadaikan kebahagiaan seseorang,
ketika ia butuh sesuatu tetapi tidak ada
yang bisa diberikan kepada orang lain untuk ditukar dengan uang kecuali
kebahagiaannya. Orang yang menjual diri, misalnya. Atau orang yang menggadaikan
mimpinya untuk sekolah, namun harus bekerja demi uang.
Apakah fungsi uang yang tidak kentara di atas
salah? Tentu tidak sepenuhnya. Setiap orang berhak bahagia dan memenuhi
kebutuhan hidup dengan caranya masing-masing, dan tidak ada yang salah dengan
pilihan tersebut.
Hanya saja sebagai muslim, kita perlu paham
bagaimana cara yang benar untuk menggunakan uang dalam kehidupan sehari-hari.
Jangan biarkan uang menguasai hati dan mengambil kendali atas diri kita. Tidak
selayaknya lembaran uang kertas dan gemericik koin logam mengalihkan perhatian
kita dari syari’atNya.
Baca juga: prinsip syariat dalam muamalah
Fungsinya jadi menyedihkan ya...
ReplyDeleteSampai ada lagunya, versi Indonesia juga Barat.
Mudah-mudahan kita mah nggak gitu, aammiin