Tingkat konsumsi yang tinggi dimiliki bangsa ini sudah sampai pada tahap perlu diintervensi, agar masa depan bangsa tidak hanya tahu bagaimana membelanjakan kekayaan, tapi juga bagaimana menjaganya melalui investasi. Salah satu langkah kongkrit yang bisa diambil adalah dengan mempengaruhi generasi muda tentang pentingnya investasi sekarang, demi masa depan yang jauh lebih baik. Salah satunya adalah melalui program Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Pasar Modal Indonesia.
Ya, daripada sama anak muda uangnya cuma buat jajan, nanti pas butuh belum punya cukup penghasilan. Akan lebih baik jika uang yang ada sekarang diinvestasikan agar berkembang, nanti setelah punya penghasilan tambahan hasil investasi itu bisa mempercepat merdeka finansial.
Sekolah Pasar Modal atau dikenal dengan program SPM, adalah program dari IDX untuk sosialisasi kepada masyarakat luas. Sasarannya adalah para mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas yang mencapai usia tepat untuk mulai berinvestasi.
Usia ideal untuk mengenal instrumen investasi sebaiknya adalah 15-25 tahun. Karena pada usia ini remaja cenderung boros dan minim tingkat literasi keuangan, sehingga kondisi keuangannya tidak terkendali. Umumnya remaja usia ini belum bekerja dan memiliki sejumlah uang sesuai kebutuhannya. Mereka memiliki kemampuan beli cukup tinggi karena masih menerima subsidi.
Hanya sebagian kecil dari remaja di usia ini sudah memiliki sumber pendapatan sendiri entah dari wirausaha atau dari upah hasil kerja. Sebagian besar lainnya justru berada di tingkat boros, sementara ia mulai butuh mengatur keuangan agar jangan sampai merasa kekurangan di masa depan.
Sebab Pentingnya Investasi
Mengapa investasi penting? Setidaknya ada dua alasan utama setiap orang harus investasi. Pertama karena adanya inflasi, yang meskipun di Indonesia berusaha dikendalikan, kecenderungannya terus naik dari tahun ke tahun. Alasan kedua adalah karena kebutuhan di masa depan yang sangat mungkin jauh lebih banyak dari sekarang. Mungkin sekarang masih hidup sendiri, tahun depan sudah punya keluarga kecil yang butuh biaya tambahan. Berikut ulasan singkatnya:
1. Terjadinya Inflasi
Sekarang kita memiliki uang sebesar Rp10.000,- dapat digunakan untuk membeli sekilo beras. Tahun depan, harga beras per kilogram adalah Rp12.000,- maka kita akan butuh uang lebih banyak untuk membeli sekilo beras dengan kualitas yang sama. Kebutuhan akan uang yang lebih besar ini harus diikuti dengan peningkatan pendapatan, baik dari hasil bekerja maupun investasi.
Jika saat ini kita memiliki "uang menganggur" yang hanya didiamkan sampai tahun depan, otomatis nilai uang tersebut berkurang akibat inflasi, sementara barang yang dihasilkan dengan uang tersebut berkurang jumlahnya di masa depan. Oleh karena itu, uang perlu diinvestasikan agar return yang dihasilkan dapat menambah nilai uang tersebut di masa depan.
2. Kebutuhan Masa Depan
Semakin lama hidup, kebutuhan tentu akan semakin bertambah dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan diri saat ini untuk menghadapi kehidupan masa depan. Kebutuhan yang semakin besar, banyak, tanggung jawab yang bertambah juga menjadi alasan agar saat ini kita bersiap menghadapinya melalui investasi.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan atau rezeki di masa depan jika ingin kehidupan yang sejahtera. Karena belum tentu kehidupan kita di masa depan akan sesuai ekspektasi dan berjalan mulus. Untuk mempersiapkannya, berapapun pendapatan saat ini sebaiknya mulai dialokasikan sebagian untuk investasi, demi masa depan yang jauh lebih baik.
Hambatan Investasi
Selain keuntungan, investasi juga memiliki sisi lain risiko yang juga harus diperhitungkan. Seorang investor mungkin saja menghadapi hambatan untuk memulai dan menjaga konsistensi investasi. Ada beberapa sebab yang umum terjadi menjadi hambatan dapam keputusan seseorang yang mulai berinvestasi, diantaranya adalah:
1. Keinginan atau Kebutuhan
Sulitnya membedakan antara keinginan dan kebutuhan, membuat seorang investor mudah terjebak dalam keinginan semu yang sebenarnya tidak dibutuhkan, tapi hanya diinginkan. Saat melihat foto sepatu desain terbaru misalnya, tas, pakaian, atau jam tangan. Saat melihat penjual makanan kesukaan, tidak bisa menahan diri dari membeli, meskipun sebenarnya sudah makan dan belum masuk jam makan berikutnya.
Membedakan keinginan dengan kebutuhan membutuhkan pelatihan pada diri sendiri. Setiap kali menginginkan sesuatu, kita harus terampil bertanya pada diri sebelum memutuskan membeli, "Apakah barang ini sangat saya butuhkan, atau hanya ingin? Jika butuh, haruskah dibeli sekarang atau bisa ditunda sampai kapan? Apa dampaknya jika saya tidak membeli barang ini?"
Pertanyaan di atas akan membantu kita memilih dan memilah, mana keinginan yang merupakan kebutuhan, atau sebaliknya. Kita juga menjadi lebih terbiasa untuk bisa memilah kapan benar-benar harus membeli, atau menundanya sampai saat tertentu. Kita juga lebih bijaksana menggunakan uang yang ada, sehingga dapat menjawab dengan benar ketika kelak diminta pertanggungjawaban.
2. Gaya Hidup Konsumtif
Kebiasaan lain yang menghambat seseorang untuk mulai investasi adalah kebiasaan hidup konsumtif. Saat membutuhkan sesuatu, suka beli dalam jumlah banyak. Saat ingin sesuatu, segera beli. Self control terhadap barang cenderung rendah dan tidak memikirkan masa depan. Jika diteruskan, kebiasaan semacam ini tidak hanya akan menghancurkan masa depan, tapi juga menghambat kemajuan yang mungkin bisa diraih jika bisa lebih hemat.
Cara Investasi Efektif
Setidaknya ada dua cara investasi yang bisa diterapkan oleh investor pemula. Pertama investasi jangka panjang menggunakan "uang dingin", yaitu uang yang memang dialokasikan untuk investasi jangka panjang dan tidak akan digunakan dalam waktu dekat. Jika belum ada dalam jumlah besar, bisa dimulai dengan menabung. Setelah berkumpul bisa dialokasikan untuk investasi. Kedua investasi jangka pendek, yang hasilnya bisa dinikmati kurangd ari satu tahun. Berikut ulasannya:
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang berarti investasi yang hasilnya bisa diambil setelah atau lebih dari satu tahun. Instrumen yang bisa digunakan untuk investasi jangka panjang diantaranya adalah penyertaan modal usaha dan pasar modal. Untuk penyertaan modal usaha, pastikan ada kesepakatan yang jelas antara pemodal dan pengusaha, termasuk pembagian hasil atau keuntungan dan kerugian jika terjadi risiko.
Instrumen investasi jangka panjang melalui pasar modal dapat berupa saham, obligasi, sukuk, ETF, dan reksadana. Setiap instrumen tersebut memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang berbeda. Kenali karakter setiap instrumen tersebut sebelum memilih untuk investasi di salah satunya. Khusus untuk pemula, di Sekolah Pasar Modal diajarkan untuk mengambil instrumen yang rendah risiko seperti reksadana atau sukuk.
Khusus bagi investor yang memperhatikan aspek syariah dalam investasi, saat ini pasar modal ada bagian khusus yang memperhatikan aspek kepatuhan syariah. Khusus untuk jual beli saham syariah dapat dilakukan melalui Syariah Online Trading System (SOTS), reksadana syariah dapat dibeli melalui manajer investasi yang menjual reksadana syariah, dan sukuk atau ETF Syariah bisa dibeli melalui perusahaan sekuritas yang menjual produk syariah.
Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek yang bisa dilakukan oleh pemula bisa melalui banyak instrumen, diantaranya adalah usaha retail, peningkatan keahlian sesuai bakat dan minat yang kemudian jasanya bisa dijual, atau investasi melalui jual beli saham syariah.
Khusus untuk instrumen saham, ada dua kemungkinan keuntungan yang bisa diambil, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih harga beli dan harga jual saham di waktu berikutnya ketika harga saham mengalami kenaikan. Sementara dividen adalah bagi laba yang dilakukan oleh emiten setiap setahun sekali. Tidak semua emiten berkomitmen membagi keuntungannya kepada investor, hanya sebagian saja karena pembagian dividen ini tidak wajib dan emiten bisa memilih untuk menahan laba dan melakukan ekspansi bisnis dengan laba tersebut.
Risiko Investasi
Selain berpotensi mendapat keuntungan, investasi juga berpotensi mengalami kerugian, terutama ketika kondisi ekonomi labil atau perusahaan tempat kita berinvestasi mengalami kerugian. Untuk menghindarinya, kita perlu melakukan analisa mendalam mengenai kesehatan keuangan emiten tujuan dan studi kelayakan bisnis jangka panjang. Analisis ini juga dinamakan analisis fundamental. Sebuah upaya untuk mengetahui kondisi keuangan emiten dan kemampuannya mengembalikan dana investor di masa yang akan datang.
Adanya risiko investasi seharusnya tidak menjadi hambatan untuk memilih instrumen paling menguntungkan. Hasil investasi di masa depan tentu tidak bisa ditentukan saat ini, ada potensi keuntungan, sekaligus risiko kerugian. Seperti halnya prinsip investasi yang umum dipahami, high risk high return, dimana instrumen dengan risiko yang tinggi berpotensi memberikan hasil yang besar, begitu juga sebaliknya.
Sekolah Pasar Modal yang diadakan oleh Pasar Modal Indonesia telah diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia, menyasar lembaga pendidikan, komunitas dan umum. Harapannya, kesadaran masyarakat terutama generasi muda akan investasi semakin tinggi dan kelak bangsa ini mampu "memiliki" dan menguasai modal di negeri sendiri, menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia mampu berkuasa dan berdaulat atas negerinya.
Post a Comment
Post a Comment