Hai sahabat hijrah finansial, pernah butuh utang? Saya pernah. Pernah ditolak? Pernah juga. Dapat utangan? Pernah lah pasti… kalau diutangi? Sejujurnya pernah. Sebagian kasih, sebagian pernah juga menolak. Nah, tulisan singkat ini saya tulis berdasarkan pengalaman, yang mungkin relate dengan kalian yang baca tulisan ini.
Pengalaman adalah guru paling bijaksana yang kadang kita
tanggapi sebagai musibah, atau bisa juga dianggap berkah. Perjalanan hidup yang
tidak selalu mulus kadang memaksa kita berhadapan dengan kesulitan, sehingga
salah satu solusi yang muncul adalah bagaimana cara mendapatkan utangan.
Sementara faktanya, dalam banyak kesempatan mencari utang
demi memenuhi kebutuhan hidup, kita sering harus berhadapan dengan penolakan.
“Maaf ya, nggak punya uang lebih.”, begitu alasannya. Atau bisa jadi lebih
ekstrim seperti, “Utang kemarin aja belum bayar, kok mau utang lagi?” kalimat
yang membuat hati yang berisi rencana utang itu meradang.
Apakah ada cara agar sukses dapat utangan tanpa penolakan?
Berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa cara yang bisa
kita lakukan agar saat butuh uang dan setelah melalui banyak pertimbangan
solusi terbaiknya adalah utang, maka tidak susah mendapatkannya. Berikut
beberapa tips sukses dapat utang tanpa penolakan:
1. Jaga Hubungan Baik Dengan Siapapun
Hubungan sosial umumnya tidak selamanya berjalan baik. Ada
saat seseorang merasa tidak cocok dengan orang lain, atau sebaliknya. Ada masa
hubungan memburuk, dan ada masanya menjadi baik karena adanya kepentingan yang
sama.
Menjaga hubungan baik dengan siapapun sesungguhnya adalah
kunci sukses hidup di lingkungan sosial. Ya, meskipun kadang ada masalah,
segeralah berbaikan. Kalau merasa salah minta maaf duluan, kalau orang lain
yang salah, bisa ditegur untuk selanjutnya bersikap lebih baik. Lingkungan yang
paham bahwa kita adalah “orang baik” akan sulit menolak untuk menolong saat
kita kesulitan.
Percayalah, bukan hanya urusan kebutuhan sehari-hari yang
butuh dukungan lingkungan sosial yang baik, termasuk juga urusan keuangan. Kalau
kita butuh dan orang lain sedang bisa membantu, selama kita dikenal baik dan
bisa dipercaya, pasti dibantu.
2. Sebutkan Kebutuhan
Saat utang, biasakan untuk menyampaikan kebutuhan yang
sedang kita upayakan itu. Nah, karena utang ini urusannya tidak sederhana, maka
sebaiknya berutanglah hanya untuk kebutuhan yang memang mendesak. Jangan biasakan
utang untuk kebutuhan sepele yang bisa ditunda.
Bisa jadi, orang yang akan kita pinjami itu sebenarnya punya
kebutuhan lain yang juga mendesak. Saat melihat kebutuhan kita yang lebih
mendesak, dia merelakan kebutuhannya tertunda. Oleh karena itu, biarkan mereka
yang menjadi tujuan kita mencari utang mengetahui apa yang kita butuhkan. Supaya
mereka bsia menimbang, seberapa penting kebutuhan itu dipenuhi.
3. Tetapkan Masa Pinjaman
Orang yang memiliki uang lebih untuk dipinjam bukan berarti
hartanya itu longgar selamanya. Maka dengan memberitahu seberapa lama kita akan
meminjam, memungkinkan dia menghitung waktu apakah uangnya akan longgar selama
itu atau tidak.
Jika sudah menetapkan tempo, sebisa mungkin tepati ya. Jangan
biarkan orang yang sudah merelakan uangnya kita pinjam menunggu tanpa
kejelasan. Jika kita berhalangan untuk mengembalikannya tepat waktu, kabarkan
baik-baik kapan kiranya kita bisa menepati janji. Sikap ini jauh lebih
terhormat daripada kita diam dan membiarkan orang yang sudah memberi utang itu
menagih.
Tentu saja mereka berhak menagih. Utang itu tetap utang
selama belum dibayar atau direlakan oleh empunya. Jadi jangan berharap untuk
hilang catatan itu hanya karena yang memberi utang lupa menagih atau mendiamkan
kita yang tidak kunjung membayar.
Sampai akhirat pun, kalau kita masih punya utang nanti tetap
ditagihNya. Dengan apa kita akan bayar? Tentu saja dengan pahala amal baik,
karena kita nggak punya harta yang dibawa kecuali amal. Kalau amal baik hilang?
Dosa dia yang harus kita ambil alih sebagai konsekuensinya. Ngeri ga tuh?
4. Jujur
Sikap inilah yang kerap menjadi penghalang seseorang
mendapat utangan dengan cara yang baik dari saudara, tetangga, atau bahkan
teman dekat. Sekali dua kali mungkin masih oke, tapi setelah berkali-kali utang
tidak kembali tepat waktu, ditagih terus ngeles dan seolah tidak ada ittikad
baik untuk mengembalikan, siapa yang mau memberi pinjaman lagi?
Perkaranya bukan lagi soal pelit atau baik, sih. Tapi karena
karakter pengutang yang kurang menyenangkan, justru akan menyulitkan diri sendiri.
Maka jadi pribadi yang jujur selalu penting, apapun keadaan yang harus kita
hadapi. Sebaiknya sifat jujur ini ditanamkan sejak kecil, dan selalu dibawa hidup
di manapun.
5. Utamakan Utang Produktif
Perbedaan antara utang produktif dan konsumtif ada pada
kepentingan yang ingin diwujudkan. Utang bersifat konsumtif adalah utang yang
tidak menghasilkan “uang” lagi. Misal utang mau beli beras untuk makan. Setelah
beli, dimasak, dikonsumsi, habis. Beli tas untuk anak sekolah, membayar uang
pendiidkan anak, dan sebagainya. Utang konsumtif artinya utang yang habis
pakai.
Sementara utang produktif adalah utang yang digunakan untuk
menjalankan bisnis, usaha, atau semacamnya segingga menghasilkan uang lagi
sebagai bentuk keuntungan. Orang yang berutang untuk usaha memiliki kemampuan
untuk mengembalikan utang lebih baik dibanding dengan orang yag utang untuk
konsumsi. Kecuali untuk konsumsi sementara dan memiliki pendapatan tetap, ya.
Nah, bagaimana kalau kita butuh utang, usahakan utang itu produktif.
Dipakai untuk usaha atau semacamnya. Semenara untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, ya jangan pakai utang. Pakai jual beli sistem cicilan boleh lah ya,
asal total cicilan yang harus rutin kita bayar tidak melebihi 30% pendapatan
tetap. Supaya aman nih kantong sampai ketemu gajian lagi.
Sampai di sini, semoga tipsnya bermanfaat ya. Barangkali ada
tips lain biar mudah dapat utangan, boleh juga dibagi di kolom komentar. Terima
kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Pastikan yang akan diminta pinjaman juga punya uang. Hehehe
ReplyDeletebenerrrrr
Delete