Mau Nulis Karya Ilmiah? Siapkan Beberapa Hal Berikut

Post a Comment
Konten [Tampil]
panduan-dasar-menulis-KTI
Design by Canva

Dear pembaca yang mungkin sedang menjalani masa studi, atau pendidik yang sedang ingin menjaga eksistensi di dunia akademik, atau rekan-rekan yang penasaran dengan pesona karya ilmiah karena proses penyusunannya cukup "menggemaskan", yuk simak tulisan ini sampai selesai. Tenang, tulisan ini bukan bertujuan menambah dosis pusing akibat arahan dosen pembimbing yang mungkin membingungkan. Justru dengan membaca sampai selesai, kita bisa dapat semangat untuk mengunyah sebagian pengetahuan tentang karya ilmiah.

Pasti sudah tidak asing, bahwa karya ilmiah adalah salah satu habbit di dunia akademik yang banyak dijadikan syarat kelulusan. Pada level pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa diminta berkenalan dengan karya ilmiah sejak semester awal, kemudian dipaksa terbiasa mengerjakan tugas yang berhubungan dengan karya ilmiah (entah diminta buat resume, membaca banyak artikel jurnal, atau justru diminta menyusun naskah utuh). Bahkan karya ilmiah dijadikan syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar.

Pada level pendidikan diploma atau sarjana terapan, karya tulis yang harus disusun adalah tugas akhir. Pada level sarjana (akademik) namanya skripsi. Pada level magister, namanya tesis, dan disebut disertasi jika dijadikan syarat lulus pendidikan doktoral. Karya ilmiah juga bisa memiliki sebutan berbeda menyesuaikan isinya. Ada laporan penelitian, artikel jurnal, makalah, prosiding, bunga rampai, atau buku referensi. 

Setiap karya ilmiah tersebut disusun dengan cara berbeda, namun memiliki persamaan dalam proses penyusunannya. Terutama pada kaidah, konsep dasar dan kode etik yang harus dijaga. Penulisan karya ilmiah menganut konvensi logis, objektif dan sistematis, artinya disepakati untuk disusun berdasarkan logika yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan disusun secara sistematis. 

Konsep Dasar Penulisan Karya Ilmiah

Pada dasarnya, penulisan karya ilmiah merupakan serangkaian proses menemukan jawaban dari sebuah masalah utama dengan menjelaskan sejumlah bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif.  Jadi, awalnya penulis memiliki masalah yang perlu dibuktikan secara ilmiah. Untuk menjawab atau menyelesaikan masalah tersebut perlu diadakan penelitian pada sejumlah objek, data, dan sumber ilmiah sebelumnya sehingga jawaban yang dijadikan kesimpulan dapat dipublikasikan tanpa keraguan.

Proses pencarian data, penyusunan jawaban dari berbagai sumber yang relevan ini perlu diperhatikan agar kesimpulan jawaban yang dihasilkan tidak sembarangan. Sehingga jika ada peneliti selanjutnya ingin meneliti masalah yang bersinggungan dengan karya tersebut dapat menjadikannya referensi yang valid. Konsep inilah yang perlu dipahami agar suatu kesimpulan tidak diambil dari cara yang salah, selalu melibatkan rasionalitas dan keabsahan data.

Kaidah Penulisan Karya Ilmiah

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam emnulis karya ilmiah, diantaranya:

1. Logis

Artinya, ada penjelasan yang runtut dari data dan informasi yang digunakan dalam proses pengambilan kesimpulan. Sehingga pembaca atau peneliti selanjutnya dapat menerima isi karya ilmiah tersebut tanpa ragu.

2. Objektif

Sebuah karya ilmiah harus memiliki isi yang sesuai antara data dan informasi yang disampaikan. Untuk menjaga objektifitas, peneliti atau penyusun karya ilmiah harus mampu membuktikan kebenaran data yang digunakannya. Bukti tersebut bisa berasal dari referensi yang kredibel baik buku, publikasi ilmiah semacam jurnal atau hasil penelitian sebelumnya, dan tidak diperkenankan berasal dari sumber yang tidak jelas kredibilitasnya. Bukti objektifitas sebuah karya ilmiah umumnya dilihat dari daftar pustaka atau referensi yang digunakan.

3. Sistematis

Penyusunan karya ilmiah harus memiliki sistematika penyajian data dan informasi dengan urutan yang teratur, konsisten, dan berkelanjutan. Pada umumnya penulisan karya ilmiah memiliki panduan yang ditetapkan oleh pemilik hak publikasi seperti universitas dengan panduan penulisan tugas akhir/skripsi/tesis/disertasi. Atau pengelola jurnal dengan template artikelnya. Begitu juga dengan buku atau prosiding yang harus disusun sesuai dengan ketentuan publisher.

Aspek Penting Dalam Karya Ilmiah

Selain kaidah penulisan, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam proses penulisan karya ilmiah, yaitu:

1. Keterkaitan

Sebuah karya ilmiah tidak pernah disusun untuk berdiri sendiri atau terpisah antar bagian, tapi pasti berhubungan atau terkait antar bagian dan dengan karya ilmiah lain. Bagian pendahuluan yang diikuti dengan rumusan masalah harus menjadi alasan metode penulisan yang diambil untuk menyusun bagian pembahasan. Begitu juga bagian kesimpulan, harus menjawab rumusan masalah dan latar belakang yang disampaikan pada bagian awal.

Secara terpisah, sebuah karya ilmiah pasti memiliki irisan pembahasan dengan karya ilmiah lainnya. Misal pembahasan tentang inflasi yang berhubungan dengan kondisi moneter ekonomi, suku bunga, dan lainnya. Atau profitablitas bank yang berhubungan dengan tingkat suku bunga, kondisi makro ekonomi, juga manajemen keuangan bank.

2. Urutan dan Argumentasi

Setiap karya ilmiah memiliki pola pikir tertentu. Misal bagian pendahuluan berisi tentang gambaran umum masalah yang ingin dibahas dan alasan pentingnya masalah tersebut dibahas dalam sebuah karya ilmiah. Bagian landasan teori berisi tentang kerangka analisis yang berasal dari berbagai sumber penelitian terkait sebelumnya, sehingga pembaca dapat memahami posisi pentingnya pembahasan masalah tersebut untuk diselesaikan/dijawab dalam sebuah karya tulis. 

Bagian pembahasan berisi analisis yang menghubungkan data terkait masalah tersebut dan dibandingkan dengan referensi lain secara detil dan lengkap, bagian ini juga melibatkan argumentasi penulis dalam memandang fakta, sehingga kesimpulan dapat diambil sebagai jawaban dari masalah yang dipertanyakan di bagian awal.

3. Bahasa

Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa baku yang disusun dengan baik, benar dan ilmiah. Penyusunan tata bahasa menggunakan aturan sesuai bahasa yang digunakan. Jika karya ilmiah ditulis dengan bahasa Indonesia maka harus memenuhi kaidah PUEBI, sementara jika ditulis menggunakan bahasa asing maka waji menyesuaikan dengan tata bahasa yang dipilih.

4. Konsistensi

Karya ilmiah disusun dengan pola tertentu yang konsisten dan bersifat universal. Hasilnya, karya tulis dapat dibaca dengan mudah untuk mendapat kesimpulan sesuai masalah yang diangkat. Beberapa unsur yang wajib ada dalam sebuah karya ilmiah adalah: judul, abstrak, pendahuluan, metodologi, pembahasan, dan daftar pustaka/referensi. 

Proses Pengutipan

Dalam proses penulisan karya ilmiah, pengutipan dilakukan sesuai kaidah notasi ilmiah sesuai ketentuan publisher yang dituangkan dalam panduan penulisan. Ada yang menggunakan catatan kaki, ada juga yang menggunakan catatan pada badan kalimat. 

Setiap penulisan kutipan dari referensi tertentu dituliskan sumbernya menggunakan software untuk mempermudah penyusunan daftar pustaka. Beberapa perangkat lunak yang umum digunakan adalah Mendeley, Zotero, dan End Note. 

Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah

Ada beberapa hal penting yang tidak tertulis dalam aturan namun harus ditaati oleh penulis karya ilmiah. Pertama adalah kewajaran, baik referensi maupun data penelitian yang digunakan dapat dikutip secara wajar, tidak berlebihan dan mematuhi kaidah penulisan yang ditentukan. Penulis wajib menuliskan kutipan secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya baik dalam penulisan data maupun informasi.

 Kedua adalah jujur, dalam menulis kutipan penulis wajib mencantumkan sumbernya secara relevan dan tidak berhak mengakui argumentasi orang lain sebagai argumennya sendiri. Pengakuan atas karya orang lain harus dilakukan secara jujur dan menghindari segala bentuk kecurangan.

Kode etik ketiga adalah sikap rendah hati dan bertanggung jawab. Jangan menulis karya ilmiah menggunakan diksi berlebihan yang sulit dipahami pembaca selama tidak mendesak. Penggunaan istilah asing atau latin diperbolehkan secara wajar atau perlu disertai penjelasan dari referensi yang relevan. Selain itu, penulis harus mampu bertanggung jawab atas informasi dan proses analisis yang dilakukan.

Kode etik keempat adalah sikap cermat dan objektif. Penulis perlu teliti menggunakan tanda baca, huruf kapital, ejaan, dan penyusunan kalimat yang baik. Penulis harus mampu bertanggung jawab dan melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan penulisan dan tidak diperkenankan merusak tatanan karya ilmiah yang baik. Selain itu, penulis harus mampu bersikap objektif dan menjadi pihak netral atas objek penelitian. Penulis tidak diperkenankan bersikap memihak data tertentu tanpa argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kode etik kelima adalah penulis dilarang melakukan pelanggaran seperti pemalsuan hasil penelitian, pemalsuan data penelitian, pencurian data atau hasil penelitian pihak lain, bersikap ceroboh, zalim terhadap peneliti lain, dan plagiasi. Pelanggaran kode etik dalam proses penulisan karya ilmiah dianggap sebagai pelanggaran berat sehingga karya ilmiah tersebut dapat dibatalkan keabsahannya, bahkan jika karya ilmiah tersebut merupakan syarat perolehan sebuah gelar, maka dapat dilakukan pembatalan pemberian gelar yang dimaksud oleh pihak terkait.

Untuk mendapat gambaran utuh tentang karya ilmiah, klik link berikut dan mari kita belajar bersama dari beberapa artikel karya ilmiah yang sudah terbit.

Selanjutnya, silakan unduh template artikel jurnal Banku untuk mulai belajar menyusun karya ilmiah.

Related Posts

Post a Comment